Pada suatu hari,
hiduplah seorang ayah yang tinggal bersama dua putrinya yang cantik jelita.
Nama putri itu Bawang Merah dan Bawang Putih. Mereka hanya hidup bersama
ayahnya karena ibu mereka yang telah lama meninggal dunia.
Suatu saat, sang ayah heran melihat
tingkah kedua putrinya yang tak pernah akur...
Bawang Putih :
“ Hey adikku, bolehkah aku meminjam gelangmu ini? Tampaknya gelang ini sangat
cocok di pergelangan tanganku.”
Bawang Merah :
“ Jangan kakak, itu gelang kesayanganku, janganlah kau mengambilnya..”
Bawang Putih :
“ sebentar saja adikku..” (sambil pergi dan membawa gelang adiknya)
Mengingat tingkah kakaknya yang tidak
mau mengalah, Bawang merah hanya terdiam dan mengalah.
Melihat itu semua, Sang ayah turut
prihatin dan pusing melihat tingkah anak-anaknya. Maka dari itu, Sang ayah
menginginkan ketenangan dalam dirinya. Dia tak mau mengambil pusing dan memilih
untuk merantau ke luar kota.
Pada suatu pagi, Sang ayah berpamitan
kepada Anak-anaknya...
Ayah :
“ Nak, Kemarilah, izinkan ayah berbicara sesuatu kepada kalian.”
Bawang Merah : “ ada apa ayahku, hal penting kah?”
Ayah :
” Iya Nak, sepertinya ayah harus merantau ke luar kota untuk mencari beras dan
sebongkah berlian. Ayah janji, jika pulang nanti, ayah akan memberikan semua yang kalian mau.”
Bawang Merah :
” Jangan tinggalkan kami ayah, aku tidak mau jika harus sendiri tanpa ayah.”
Bawang Putih :
“ Sudahlah Merah, izinkan saja ayah pergi, nanti kita kan dibawakan oleh-oleh
juga.”
Ayah :
”Ayah janji akan kembali nak.. jaga diri kalian baik-baik ya. Dan jangan lupa
tuk terus hubungi ayah. Lewat SMS, Telpon, atau kirim pesan facebook, ayah
pasti balas kok..”
Bawang Merah : “ Bagaimana
nanti jika ayah hilang?”
Bawang Putih : “ Ya kan
ada up-date status facebook, ayah pasti
ketemu kok.”
Ayah : ”
sudahlah nak, ayah tidak punya banyak
waktu, selamat tinggal anak-anakku...”
(pergi sambil membawa bekal di tangannya)
Bawang Merah : “
ayaaaaaaaaaaahh.......”
Pergilah ayah ke
kota untuk beberapa waktu.. hari demi
hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun telah mereka lewati tanpa sang
ayah. Mereka pun harus Melakukan pekerjaan mereka sendiri. Tapi, lagi-lagi hal
ini terjadi. Bawang putih yang malas bekerja menyerahkan semua kewajibannya
kepada Bawang Merah. Walau Bawang Merah telah letih dari pekerjaan sebelumnya,
ia tak pernah menolak tuntutan dari sang kakak karena kalau tidak, Bawang merah
akan diusir dari rumahnya.
Bawang
Putih : “ Hey Adikku, Cucilah
baju kesayanganku ini sampai bersih, putih dan
berkilau, aku akan pergi ke pesta malam ini.”
Bawang Merah : “ Tapi kak,
Aku sangat lelah dengan pekerjaan tadi. Tunggulah sebentar...”
Bawang Putih : “ Nggak!
Aku mau secepatnya... Hurry up dek... pokoknya, nanti harus kering, wangi,
menawan dan mempesona..!”
(Dengan mencuci baju, Bawang Merah menangis karena kakaknya yang
keterlaluan..)
Lalu, datanglah seorang peri yang akan
menghibur sang putri. Dia berniat membantu Bawang Merah menemui kebahagiaannya.
Tiba-tiba dia muncul dihadapan putri dan mengagetkannya...
Peri Kence : “
Dooorr!!! Assalamu’alaikum...”
Bawang Merah : “
Astaghfirullah, wa’alaikumsalam.. siapa kau, mengapa kau muncul tiba-tiba? Apa
kau hantu? Terus terus, kamu mau ngapain??”
Peri Kence : “ waduh,,
banyak sekali kau bertanya, bingunglah daku nak menjawabnya..”
Bawang merah : “ Aku tidak
pun ya masalah denganmu, pergi! Pergi!!”
Peri Kence : “ eitzz,,
sebelum itu, Perkenalkan! Nama panggilanku Peri Kence, Nama panjangnya Peri
keren, cantik nan elok untuk dipandang. Dan tujuanku menemui mu adalah membawa
kebahagiaan untukmu. So, aku akan membantu hidupmu.”
Bawang Merah : “ Jadi, kau
akan membantuku mencuci?”
Peri Kence : ” oh,
tidak bisa.. aku hanya spesialis penolong hidupmu”
Bawang Merah : ”Baiklah,
tapi saat ini, bantulah aku mencuci baju kakakku, aku sangat lelah..”
Peri Kence : “
Okey,, tralala trilili Cliiiiinggg......”
(sang peri membaca mantra lalu menghilang)
Bawang Merah :” Terima kasih
peri.. loh, Peri kemana, padahal kan aku mau bayar.”
(tiba-tiba peri muncul dan mengambil uang yang digenggam sang putri, lalu
Sang peri pergi
lagi...)
Peri Kence : ” Trima
Kasih....”
Seiring berjalannya waktu, Bawang Merah terus menerus menderita. Hingga
pada suatu
saat, Sang ayah Pulang dari perantauan. Dan apalah yang dibawa oleh sang
ayah, orang yang
sangat asing dimata Bawang merah dan bawang putih.
Ayah :
“Hello Anak-anakku, Ayah pulang.... lihatlah, siapa yang ayah bawa”
Bawang Putih :
“Ayah pulang,, Mana oleh-olehnya yah, pasti ayah membawakan yang teristimewa
untukku. Tapi, siapa wanita ini?”
Ayah :
“Dia Ibu baru kalian, beri salam dulu donk.”
Bawang Merah : “ Tidak, aku tidak mau ibu baru.”
Ibu tiri :
“Mengapa kalian begitu, saya ibu baru kalian, ada yang salah? Bukannya saya tak
kalah cantik dengan kalian?”
Bawang putih : “Percaya diri sekali kau, Aku disini yang paling
cantik.”
Ibu tiri :
“ Baiklah, Lagi pula aku ini ibumu kan?”
Bawang Merah : “Tidak! Kau bukan ibuku!”
Sang Putri tak terima akan ibu barunya.
Mereka tetap berontak akan kehadirannya.
Suatu hari, ada seorang Pangeran yang
mencari gadis pujaan dengan membuat sayembara, bagi siapa yang berhasil memikat
hatinya, Dia akan memberikan harta karun kepada istrinya itu.
Assisten Pangeran :
Ibu Tiri :
“Ayah, Bagaimana kalau aku ikut sayembara itu, nanti akan ku kuasai harta
karun itu, dan
aku akan hidup bahagia selama-lamanya.”
Ayah :
“ Apa maksudmu bu, lalu aku ini kau anggap apa?”
Ibu
tiri : “ Ayah tenang saja,
harta itu akan ku bagi dua, nanti ayah juga kebagian.
Bagaimana? Oke kan?”
Ayah : “Kalau itu kemauanmu, baiklah,
aku setuju.”
Ibu
tiri : “ terima kasih ayah,
sebentar lagi aku akan kaya raya...”
Sementara
itu, sang putri mempersiapkan semua keperluan pesta. Walaupun sebenarnya
Bawang Merah dilarang ikut oleh kakak
dan ibu tirinya, dia diam-diam meminta ibu peri untuk merubahnya menjadi putri
yang sangat cantik.
Bawang Merah : “Peri Kence,
aku minta pertolongan mu, ubahlah aku menjadi putri yang cantik..”
Peri Kence : “ It’s
okay Putri.. tralala trilili cantik mewangi sepanjang hari cliiiiiingggg....
Apanya yang kurang? Bilang saja.”
Bawang Merah : “Mahkotaku
peri...”
Peri Kence : “Oh iya
lupa... ehm,, kelamaan pakai mantra, ini, aku pasangkan saja. Berjuanglah
putri, good luck,, Bye bye...”
Waktu yang ditunggu-tunggu pangeran
telah tiba. Inilah saatnya pangeran memilih calon pendamping hidup yang sebenarnya.
Semua Wanita telah berjejer didepan sang Pangeran. Tetapi, pangeran sedang
dirundung keraguan. Dimanakah Bawang Merah..
Pangeran :”
Dimana Dia, Apakah dia tidak datang? Tapi tak mungkin. Semua wanita di negeri ini telah ku undang.”
Bawang Putih : “ apa yang kau tunggu pangeran, ayolah kita mulai
acara ini, kakiku
sudah
pegal menunggu acara dimulai.”
Ibu Tiri :
”Sudahlah putriku, sabarlah..”
(Sementara itu, Bawang Merah terlambat
datang. Dan tidak berfikir panjang, pangeranpun langsung memilih Bawang Merah)
Peri Kence :
”Hey Pangeran, inilah orang yang kau cari, monggo dilihat-lihat terlebih dahulu.”
Pangeran :
“ Menarik juga, Hey Cantik, siapa namamu? Telah lama aku
menunggumu
disini.”
Bawang Merah : “Bawang merah, itulah namaku.”
Pangeran :
“Kok terbalik, biasanya kan Bawang Merah yang jahat.”
Peri Kence : “Ini bukan negeri dongeng, nurut aja kenapa
sih..”
Pangeran :
“Daripada mengulur waktu, Saat ini aku putuskan, kaulah Permaisuriku. Saat ini, detik ini, hari ini, dan tahun ini,
kaulah istriku.”
Bawang Merah :
”Kalau begitu, bolehkah aku menagih janjimu tuk berikan harta karun
itu??”
Pangeran :
“Ini Putri, gunakanlah harta ini sesuka hatimu.”
Bawang Merah : ”Terima Kasih pangeranku..”
Tanpa ragu-ragu, Bawang Merah, Bawang
Putih, Dan Ibu tirinya berlari dan pulang kerumah untuk merayakan kekayaan itu.
Ternyata, rencana mereka untuk merebut harta pangeran berhasil.
Pangeran :
“Dasar cewek Matre!! Kena tipu lah aku, Ludes Harta Karunku..”
Makannya Kawan, Janganlah kau mudah
percaya dengan orang yang baru kau kenal.. disarankan untuk berhati-hati dan
Waspadalah! Waspadalah!
0 komentar:
Posting Komentar